Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2012

Pendidikan Vs Pembelajaran Penyebab utama kehancuran moral dan etika

Pendidikan Vs Pembelajaran Penyebab utama kehancuran moral dan etika Sebuah tulisan rintisan Secara umum kita sering menyamaratakan antara pendidikan dengan pembelajaran, namun secara tersirat keduanya sangat berbeda baik dari segi sifat, kontek, isi dan tujuan. Pendidikan merupakan suatu kegiatan proses penciptaan suatu generasi manusia seutuhnya, baik secara lahiriah maupun batiniah, ataupun secara keduniaan dan kerohanian (keagamaan), agar tercipta suatu manusia yang beriman dengan kokoh sesuai dengan agamanya, tangguh, jujur, bertanggung jawab, cerdas, gigih, pantang menyerah, bermanfaat serta mampu membantu saudaranya atau manusia lainnya menjadi lebih baik dari dirinya. Sedangkan pembelajaran merupakan penguasaan kompetensi, berupa seperangkat tindakan yang cerdas penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu; (2) Kemampuan yang dapat dilakukan oleh pesert

Kemampuan Membaca dan Pengembangan Pendidikan

Kemampuan Membaca dan Pengembangan Pendidikan Membaca merupakan salah satu kata yang sudah tidak asing lagi bagi kita, dimana kemampuan ini sudah dipelajari sejak kecil, namun seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi manusia semakin dimanjakan dengan tampilan gambar visual dalam mempelajari suatu materi pembelajaran, sehingga kegemaran membaca pada generasi sekarang sudah semakin berkurang terlebih lag dengan semakin maraknya jenis hiburan dan permainan (game). Membaca merupakan salah satu kemampuan utama manusia yang diberikan oleh yang menciptakan manusia itu sendiri, Yaitu Alah SWT, sebagaimana yang terdapat dalam Al-Quran Surat Al-‘Alaq ayat 1 dan 3. Membaca merupakan, “suatu kegiatan/ usaha yang dilakukan untuk melafalkan, mengetahui, mengartikan, mempelajari, menganalisis, memahami, mensintesis, menilai, serta mengaplikasikan hasil dari sebuah lambang, tanda-tanda, kode/ sandi, serta fenomena yang terjadi secara alami maupun ulah tangan manusia untuk m

Belajar dengan Cara yang Benar

Belajar dengan Cara yang Benar Sebuah tulisan rintisan Segala sesuatu yang diniatkan dengan salah akan mendatangkan penyesalan pada akhirnya, demikian pula dengan langkah atau strategi ang salah akan menghasilkan penyesalan juga. Sedangkan niat dan langkah yang benar akan mendatangkan hasil yang baik dan benar juga, namun dalam pelaksanaannya akan menemukan hambatan, rintangan dan tantangan serta gangguan yang tidak sedikit bahkan setiap langkah akan menghadapi ATHG tersendiri. Dari Anas ra Rasulullah SAW bersabda “ Carilah ilmu sekalipun ke Negeri China. Sesungguhnya mencari ilmu ituwajib atas setiap musli. Para malaikat menaungkan sayapnya kepada orang yang mencari ilmu karena ridha terhadap apa yang dilakukannya.” (H.R. Ibnu Abdil Barr ) Adapun ciri belajar yang benar antara lain: 1.        Memiliki kehendak yang kuat. Seseorang yang memiliki kehendak atau kemauan yang kuat akan berusaha mewujudkan keinginannya tersebut walaupun banyak halangan yang akan menghadan

aplikasi butir Pancasila

Usaha yang dapat dilakuakn dalam pengembangan dan aplikasi 45 Butir-butir Pancasila P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) 1.          Sila: Ketuhanan Yang Maha Esa a.         Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa b.         Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Berdasarkan kedua butir diatas maka dapat disimpulkan bahwa bangsa Indonesia adlaah bangsa yang mempercayai adanya Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama serta mengamalkan syariat atau ajaran agamanya dengan sungguh-sungguh dan konsekuen. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang taat terhadap agamanya masing-masing, mereka menjalankan perintah dan meninggalkan larangan yang termaktub dalam agama serta kitab suci masing-masing. Manusia Indonesia meyakin