contoh kti ptk bahasa

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah satu alat yang sistematik untuk menyampaikan gagasan atau perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi-bunyi, isyarat-isyarat atau cirri-ciri yang konvensional dan yang memiliki arti yang dimengerti. Bahasa terdiri dari dua aspek, yakni aspek berbahasa lisan dan aspek berbahasa tertulis. Keterampilan berbahasa lisan didapat dari kegiatan menyimak dan berbicara, sedangkan keterampilan berbahasa tertulis didapat dari kegiatan membaca dan mendengar. Pembelajaran keempat keterampilan tersebut juga diterapkan di sekolah dasar.
Bertolak dari dikotomi langue-parole, dengan pendekatan linguistik, sejak abad XX, Saussure menekankan pentingnya memandang bahasa sebagai satu gejala hidup (a living phenomenan), yang menekankan pada studi ujaran bukan bahasa tertulis, penulis melakukan penelitian di SDN ................ pada kelas V, dengan jumlah siswa 24 anak.
Dari hasil belajar siswa selama ini dapat dilihat begitu rendahnya tingkat kemampuan berbicara siswa. Dari 24 siswa, hanya 2 anak yang berani berbicara menyampaikan pendapat. Sebagian besar diantara mereka masih takut untuk berbicara saat menggunkan model pembelajaran diskusi.
Model pembelajaran active debate yang diterapkan oleh peneliti, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V SDN ................. Selain itu, dari hasil penelitian ini diharapkan juga dapat terdata siswa-siswa yang memiliki bakat kecerdasan linguistik yang selanjutnya dapat dibina dan diarahkan agar siswa yang bersangkutan dapat mengembangkan bakatnya atau kecerdasannya secara maksimal. Dengan demikian, pembelajaran yang berlangsung setiap hari di kelas bukanlah sebuah rutinitas, melainkan sebuah tempat yang memberikan makna tersendiri bagi masa depan peserta didik.

B. Rumusan Masalah
Masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Apakah melalui penerapan model pembelajaran active debate dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V SD Negeri ................, Kecamatan ................, Kabupaten Trenggalek?

C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V SD Negeri ................ melalui model pembelajaran active debate.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kontribusi sebagai berikut.
1) Bagi guru, penelitian ini diharapkan memiliki kontribusi sebagai salah satu alternatif pemilihan model atau strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar di kelas. Di samping itu, penelitian ini juga diharapkan dapat terdata siswa-siswa yang memiliki bakat kecerdasan linguistik yang selanjutnya dapat dibina dan diarahkan agar siswa yang bersangkutan dapat mengembangkan bakatnya atau kecerdasannya secara maksimal.
2) Bagi siswa, peningkatan keterampilan berbicara melalui model pembelajaran active debate diharapkan dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih mengembangkan kecerdasannya. Di samping itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menciptakan konsep kerja sama dan menumbuhkan kecintaan siswa untuk belajar.
3) Bagi satuan pendidikan, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang sangat efektif untuk diterapkan di sekolah. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi salah satu referensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang akan hasil belajar siswa serta tumbuhnya iklim pembelajaran siswa yang aktif di sekolah. Dengan penelitian ini dapat mengembangkan proses pembelajaran yang bermutu di sekolah.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.Landasan Teori
1.Pengertian Bahasa
1). Bahasa merupakan system lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri (KBBI, Edisi Kedua, BP : 1993 : 77).
Bahasa adalah symbol vocal yang arbitrer yang dipakai dalam manusia berkomunikasi.
2). Secara universal pengertian bahasa adalah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran (Puji Santoso 2006 : 1.2)
3). Language is a system of arbitrary vocal symbol used for human communication (Wardhaugh, 1972 : 3 dalam Alwasilah, 1992 : 3)
4). Tujuan pengajaran Bahasa Indonesia adalah agar pembelajar atau siswa mampu berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia. Kemampuan berbahasa nyata harus menjadi tujuan utama pengajaran Bahasa Indonesia (Nurhadi: 2004).
2.Pengertian Berbicara
Berbicara berarti berkata, bercakap, berbahasa atau melahirkan pendapat dengan perkataan (Poerwodarminto 1976 : 36).
Berbicara dapat diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaan secara lisan (Brown dan Yule, dalam Puji Santoso 2006 : 6.34).
Faktor-faktor yang harus dikuasai dalam berbicara adalah: kemampuan mengucapkan bunyi ujaran secara benar, kemampuan mengorganisasikan bahan yang hendak disampaikan, kemampuan memahami informasi secara tepat, efektif dan kritis, serta mempunyai rasa kepemimpinan dan sikap mental berbicara.
3. Model Pembelajaran Active Debate
Debat berarti pembantahan tentang sesuatu hal denngan saling member alasan untuk mempertahankan pendapat atau pendiriannya (Poerwadarminta, 1984:234).
Pelaksanaan debate active dimulai dengan membagi siswa dalam dua kelompok, kelompok pro dan kontra. Guru menyampaikan isu/topik. Setiap kelompok berdiskusi untuk merumuskan argumen masing-masing, kemudian mempresentasikannya.Kegiatan diakhiri refleksi.

B.Kerangka Berpikir










Gambar 1. Kerangka Berpikir

C.Hipotesis Tindakan
Melalui penggunaan model pembelajaran active debate, keterampilan berbicara siswa kelas 5 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkat.


BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri ................ UDP Dinas Pendidikan Kecamatan ................ Kabupaten Trenggalek.
2. Waktu Penelitian
TABEL I. JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
BULAN/MINGGU APRIL MEI KETERANGAN
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
SIKLUS I
Perencanaan Tindakan X
Pelaksanaan Tindakan X
Observasi Tindakan X
Analisis dan Refleksi X
SIKLUS II
Perencanaan Tindakan X
Pelaksanaan Tindakan X
Observasi Tindakan X
Analisis dan Refleksi X

B. Subjek Penelitian
Siswa yang diteliti adalah siswa kelas V SD Negeri ................,Kecamatan ................, Kabupaten Trenggalek semester 2 tahun pelajaran .............dengan jumlah 24 siswa, terdiri dari 9 putra dan 15 putri. Kemampuan berbicara rata-rata masih rendah. Bahasa sehari-hari yang digunakan adalah Bahasa Jawa.
Sekolah kami terletak di desa .......... Kecamatan ................, Trenggalek. Sekolah kami berada di jalan ................
Fasilitas sekolah kami kurang memadai. Sekolah kami hanya memiliki 2 unit komputer dan 1 LCD, untung ada laptop yang bisa kami pinjam dari Bapak Kepala Sekolah. Ruang kelas representa-tif dan diampu oleh guru-guru kelas yang sudah berpengalaman dan berijazah minimal DII PGSD.
C. Prosedur Penelitian
Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran, penulis menggunakan alur penelitian sesuai bagan berikut ini:







Gambar 2. Siklus PTK
Kegiatan perbaikan dilakukan dalam 2 siklus. Pelaksanaan diawali dengan observasi terhadap siswa dengan tujuan memperoleh informasi dan gambaran terhadap permasalahan yang dihadapi. Kemudian dilakukan pengkajian reflektif antar guru, maka ditetapkan upaya untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa melalui active debate.
Penulis dengan didampingi teman sejawat merencanakan langkah-langkah perbaikan sebagai berikut:
I. Siklus I
a. Tahap perencanaan
1. Koordinasi dengan Kepala SDN .................
2. Koordinasi dengan teman sejawat dan Guru-guru SDN ................,terutama …………..selaku guru kelas 5.
3. Menentukan waktu.
4. Menyiapkan sarana prasarana.
5. Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran.
b. Tahap tindakan
Pelaksanaan mengacu pada RPP yang terlampir.
1. Kegiatan Awal
- Melaksanakan tes awal dalam bentuk tanya jawab sebagai stimulus. Tes ini lebih dimaksudkan sebagai upaya pengenalan kemampuan siswa dalam berbicara.
2. Kegiatan Inti
- Melihat film tentang isu faktual melalui LCD kemudian siswa diminta mengungkapkan pendapat mereka mengenai peristiwa yang dilihat.
- Guru menjelaskan materi pembelajaran menggunakan model pembelajaran active debate .
- Siswa dibagi dalam dua kelompok, kelompok pro dan kontra. Guru menyampaikan isu faktual. Siswa berdiskusi perkelompok, kemudian debat dimulai, tiap kelompok siap dengan agumen-argumen..
- Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya, sekaligus guru mengajukan beberapa pertanyaan pada siswa.
- Siswa dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

3. Kegiatan Akhir
- Guru memberikan tes praktek yang dilaksanakan secara kelompok.
- Guru memberikan pujian untuk siswa yang mendapat nilai bagus, serta berpesan untuk siswa yang belum berhasil agar mempelajari ulang pelajaran yang sudah diberikan.
c. Pengamatan
Hal-hal yang diamati oleh teman sejawat adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan awal, yang meliputi:
- persensi
- mengkaitkan materi pelajaran sekarang dengan yang lalu
- pemberian motivasi
2. Kegiatan inti, yang meliputi:
- membuka dan menutup pelajaran
- metode pembelajaran
- alat peraga
- model pembelajaran
- penguatan
3. Kegiatan akhir, yang meliputi:
- evaluasi
- pemberian tugas
d. Analisis dan Refleksi
Guru dan teman sejawat menganalisis hasil tindakan penelitian kelas. Mendiagnosis kesesuaian, kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran dengan memperhatikan metode pembelajaran, alat peraga, model pembelajaran, pengelolaan kelas dan waktu serta motivasi siswa.
Dengan model pembelajaran active debate, siswa akan lebih aktif dan mudah mengeluarkan bendapat. Setelah diadakan perbaikan siklus I, jumlah siswa yang mendapat nilai 70 ke atas, meningkat dari 41,67% menjadi 66,67%. Kekurangan dalam model pembelajaran active debate adalah alokasi waktu pembelajaran kurang lama.
Hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah-langkah tindakan berikutnya.

II. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Tidak berbeda dengan siklus I, pada siklus II ini guru mempersiapkan RPP dan sarana prasarana.
b. Tahap tindakan
1. Kegiatan Awal
- Guru memberikan motivasi dan menjelaskan pentingnya materi yang akan dipelajari.
2. Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan materi pembelajaran menggunakan model pembelajaran active debate.
- Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berperan aktif saat berdebat.
- Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya, sekaligus guru mengajukan beberapa pertanyaan pada siswa.
- Siswa melaksanakan tugas secara berkelompok.
- Siswa mendiskusikan hasil kerja kelompok melalui active debate.
- Guru membimbing diskusi.
- Siswa dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran.
3. Kegiatan Akhir
- Guru memberikan tes praktek yang dilaksanakan secara kelompok.
- Guru memberikan penilaian, bagi tujuh anak yang mendapat nilai 80 ke atas diberi hadiah masing-masing sebuah pensil.
- Guru memberikan pujian untuk siswa yang mendapat nilai bagus, serta berpesan untuk siswa yang belum berhasil agar mempelajari ulang pelajaran yang sudah diberikan.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat dari mulai kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
1. Kegiatan awal yang meliputi:
- persensi,
- pemberian pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran serta penguatan.
2. Kegiatan inti yang meliputi:
- metode,
- model pembelajaran,
- alat peraga,
- suara guru,
- penguatan,
- keterampilan membuka dan menutup pembelajaran.
3. Kegiatan akhir yang meliputi:
- pemberian tugas
- penilaian mulai dari alat evaluasi dan pedoman penilaian.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat. Dari hasil pengamatan dapat dilihat kelebihan model pembelajaran dengan meningkatnya hasil evaluasi. Sebelum diadakan perbaikan ketuntasan baru mencapai 41,67%, pada siklus I meningkat menjadi 66,67% dan setelah diadakan perbaikan siklus II, meningkat menjadi 95,84%.
Di samping kelebihan, dalam model pembelajaran active debate beberapa anak masih kurang berani dalam berbicara.
D. Situasi Kelas
Pada saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran situasi yang ditemui di kelas
1. Siswa terlihat bingung karena ada teman sejawat yang hadir di dalam kelas.
2. Saat debate active pada siklus I dimulai, siswa sangat gaduh saling lempar tugas.
3. Suasana kelas terasa hidup karena siswa sangat antusias dengan model pembelajaran yang dilaksanakan.
4. Siswa berani mengajukan pertanyaan dan menyampaikan pendapat.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengolahan Data
Untuk mengetahui penguasaan materi siswa, setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran, kemudian diadakan evaluasi. Berdasarkan hasil evaluasi, penulis memperoleh data sesuai tabel berikut:
TABEL II : TABEL DATA NILAI SISWA SEBELUM PERBAIKAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SD NEGERI ................
No. Nama Siswa Nilai sebelum perbaikan
1. Adi Prasetyo 60
2. Riyan Afriyanto 70
3. Wisnu andriyanto 60
4. Joni Wiyarto 60
5. Anang Yulianto 60
6. Anisa Safira 60
7. Dias Astuti 80
8. Eka Dwi Retno 70
9. Esti Qotimah 70
10. Fitria Hastuti 60
11. Hamzah Novian Rizki 80
12. Ibnu Wahyu 60
13. Kristian Bimantara 70
14. Lis Kurniawati 60
15. Melinda 60
16. Nafilah 80
17. Nilam W 60
18. Novita Sari 60
19. Nur Dwi Cahyani 80
20. Rosyid Dwi Yuniarno 60
21. Sherly Ayu 60
22. Tria Novianti 80
23. Wahyu Astuti 60
24. Wahyu Fitri Anjani 80
JUMLAH 1600
RATA-RATA 67

Dari tabel data nilai siswa sebelum perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia dapat diketahui bahwa:
1. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 70 ada 14 anak, atau 41,67%.
2. Siswa yang mendapat nilai 70 ke atas berjumlah10 anak, jadi ketuntasan yang dicapai baru 58,33%.

TABEL III : REKAPITULASI FREKUENSI HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SEBELUM PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Nilai Sebelum Perbaikan
Siswa ∑ siswa Prosentase
10
20
30
40
50
60 14 58,33%
70 4 16,67%
80 6 25%
90
100
Jml. 24 100%

Dari data dan tabel di atas dapat dilihat hasil evaluasi belajar Bahasa Indonesia sebagai berikut:
1. Siswa yang mendapat nilai 60 ada 14 anak atau 58,33%.
2. Siswa yang mendapat nilai 70 ada 4 anak atau 16,67%.
3. Siswa yang mendapat nilai 80 ada 6 anak atau 25%.






















GRAFIK I : GRAFIK HASIL EVALUASI SEBELUM PERBAIKAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat jumlah siswa yang mendapat nilai kurang dari 70 terdapat 14 anak, atau 58,33%.



TABEL IV : TABEL DATA NILAI SISWA SESUDAH PERBAIKAN (SIKLUS I) PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SD NEGERI ................
No. Nama Siswa Nilai sesudah siklus I
1. Adi Prasetyo 60
2. Riyan Afriyanto 80
3. Wisnu andriyanto 60
4. Joni Wiyarto 60
5. Anang Yulianto 70
6. Anisa Safira 70
7. Dias Astuti 80
8. Eka Dwi Retno 80
9. Esti Qotimah 80
10. Fitria Hastuti 70
11. Hamzah Novian Rizki 80
12. Ibnu Wahyu 60
13. Kristian Bimantara 80
14. Lis Kurniawati 70
15. Melinda 70
16. Nafilah 80
17. Nilam W 60
18. Novita Sari 60
19. Nur Dwi Cahyani 80
20. Rosyid Dwi Yuniarno 60
21. Sherly Ayu 60
22. Tria Novianti 80
23. Wahyu Astuti 70
24. Wahyu Fitri Anjani 80
JUMLAH 1700
RATA-RATA 71

Dari tabel data nilai siswa sebelum perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia dapat diketahui bahwa:
1. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 70 ada 8 anak.
2. Siswa yang mendapat nilai 70 ke atas berjumlah 16 anak.
Sesudah diadakan perbaikan siklus I, terjadi peningkatan nilai siswa.



TABEL V : TABEL DATA REKAPITULASI FREKUENSI HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SESUDAH PERBAIKAN (SIKLUS I)
Nilai Sesudah siklus I
Siswa ∑ siswa Prosentase
10
20
30
40
50
60 6 33,33%
70 3 25%
80 5 41,67%
90
100
Jml. 24 100%

Dari data dan tabel di atas dapat dibuat grafik hasil evaluasi belajar Bahasa Indonesia sebagai berikut:
1. Siswa yang mendapat nilai 60 ada 8 anak atau 33,33%
2. Siswa yang mendapat nilai 70 ada 6 anak atau 25%.
3. Siswa yang mendapat nilai 80 ada 10 anak atau 41,67%.





GRAFIK II : GRAFIK HASIL EVALUASI SESUDAH PERBAIKAN (SIKLUS I)
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat jumlah siswa yang mendapat nilai kurang dari 70 terdapat 8 anak, atau 33,33% sedangkan siswa yang mendapat nilai 70 ke atas mencapai 16 anak.

TABEL VI : TABEL DATA NILAI SISWA SESUDAH PERBAIKAN (SIKLUS II) PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SD NEGERI ................
No. Nama Siswa Nilai sesudah perbaikan (siklus II)
1. Adi Prasetyo 60
2. Riyan Afriyanto 80
3. Wisnu andriyanto 70
4. Joni Wiyarto 70
5. Anang Yulianto 70
6. Anisa Safira 80
7. Dias Astuti 90
8. Eka Dwi Retno 80
9. Esti Qotimah 80
10. Fitria Hastuti 80
11. Hamzah Novian Rizki 90
12. Ibnu Wahyu 70
13. Kristian Bimantara 80
14. Lis Kurniawati 80
15. Melinda 80
16. Nafilah 90
17. Nilam W 70
18. Novita Sari 70
19. Nur Dwi Cahyani 80
20. Rosyid Dwi Yuniarno 70
21. Sherly Ayu 70
22. Tria Novianti 90
23. Wahyu Astuti 70
24. Wahyu Fitri Anjani 80
JUMLAH 1850
RATA-RATA 77

Dari tabel data nilai siswa sebelum perbaikan pembelajaran BI dapat diketahui bahwa:
1. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 70 ada 1 anak.
2. Siswa yang mendapat nilai 70 ke atas berjumlah 23 anak.
Sesudah diadakan perbaikan siklus II, terjadi peningkatan nilai siswa.

TABEL VII : TABEL DATA REKAPITULASI FREKUENSI HASIL BELAJAR BI SESUDAH PERBAIKAN (SIKLUS II)
Nilai Sesudah siklus II
Siswa ∑ siswa Prosentase
10
20
30
40
50
60 1 4,17%
70 9 37,5%
80 10 41,67%
90 4 16,67%
100
Jml. 24 100%

Dari data dan tabel di atas dapat dibuat grafik hasil evaluasi belajar BI sebagai berikut:
1. Siswa yang mendapat nilai 60 ada 1 anak atau 4,17%
2. Siswa yang mendapat nilai 70 ada 9 anak atau 37,5%.
3. Siswa yang mendapat nilai 80 ada 10 anak atau 41,67%
4. Siswa yang mendapat nilai 90 ada 4 anak atau 16,67%



























GRAFIK III : GRAFIK HASIL EVALUASI SESUDAH PERBAIKAN (SIKLUS II)
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat jumlah siswa yang mendapat nilai kurang dari 70 terdapat 1 anak atau 4,17%. 23 siswa yang lain mendapat nilai 70 ke atas. Jadi sesudah diadakan perbaikan siklus II, ketuntasan mencapai 75% lebih.

TABEL VIII : TABEL DATA NILAI SISWA SEBELUM DAN SESUDAH PERBAIKAN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SD NEGERI ................

No.
Nama Siswa Nilai sebelum
perbaikan Nilai sesudah perbaikan
Siklus I Siklus II
1. Adi Prasetyo 60 60 60
2. Riyan Afriyanto 70 80 80
3. Wisnu andriyanto 60 60 70
4. Joni Wiyarto 60 60 70
5. Anang Yulianto 60 70 70
6. Anisa Safira 60 70 80
7. Dias Astuti 80 80 90
8. Eka Dwi Retno 70 80 80
9. Esti Qotimah 70 80 80
10. Fitria Hastuti 60 70 80
11. Hamzah Novian R 80 80 90
12. Ibnu Wahyu 60 60 70
13. Kristian Bimantara 70 80 80
14. Lis Kurniawati 60 70 80
15. Melinda 60 70 80
16. Nafilah 80 80 90
17. Nilam W 60 60 70
18. Novita Sari 60 60 70
19. Nur Dwi Cahyani 80 80 80
20. Rosyid Dwi Y 60 60 70
21. Sherly Ayu 60 60 70
22. Tria Novianti 80 80 90
23. Wahyu Astuti 60 70 70
24. Wahyu Fitri A 80 80 80
JUMLAH 1600 1700 1850
RATA-RATA 67 71 77

Dari tabel di atas dapat diketahui adanya peningkatan nilai dari sebelum diadakan perbaikan, sesudah diadakan perbaikan siklus I dan perbaikan siklus II, sebagai berikut:
1. Sebelum diadakan perbaikan siswa yang mendapat nilai kurang dari 70 berjumlah 14 anak, yang mendapat nilai 70 ke atas hanya 10 anak, rata-rata kelas 67.
2. Sesudah diadakan perbaikan siklus I, siswa yang mendapat nilai di bawah 70 berkurang menjadi 8 anak,16 siswa sudah mendapat nilai 70 lebih, rata-rata kelas 71.
3. Setelah diadakan perbaikan (siklus II), sebanyak 23 siswa mendapat nilai 70 ke atas, dan hanya 1 siswa yang mendapat nilai 60, rata-rata kelas 77.

TABEL IX : TABEL DATA REKAPITULASI HASIL EVALUASI BELAJAR BAHASA INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH DIADAKAN PERBAIKAN
Nilai Sebelum Perbaikan Siklus I Siklus II
Siswa ∑ siswa Prosentase ∑ siswa Prosentase ∑ siswa Prosentase
10
20
30
40
50
60 14 58,33% 8 33,33% 1 4,16%
70 4 16,67% 6 25% 9 37,5%
80 6 25% 10 41,67% 10 41,67%
90 4 16,67
100
Jml. 24 100% 24 100% 24 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat hasil evaluasi belajar siswa sebagai berikut:
1. Pada kegiatan sebelum perbaikan, terdapat:
- 14 siswa yang mendapat nilai 60 atau 58,33%
- 4 siswa yang mendapat nilai 70 atau 16,67%
- 6 siswa yang mendapat nilai 80 atau 25%
2. Sesudah diadakan perbaikan (siklus I), terdapat:
- 8 siswa yang mendapat nilai 60 atau 33,33%
- 6 siswa yang mendapat nilai 70 atau 25%
- 10 siswa yang mendapat nilai 80 atau 41,67%
3. Sesudah diadakan perbaikan (siklus II), terdapat:
- 1 siswa yang mendapat nilai 60 atau 4,16%
- 9 siswa yang mendapat nilai 70 atau 37,5%
- 10 siswa yang mendapat nilai 80 atau 41,67%
- 4 siswa yang mendapat nilai 90 atau 16,67%



















GRAFIK IV : GRAFIK HASIL EVALUASI SEBELUM DAN SESUDAH DIADAKAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Dari grafik di atas dapat dilihat peningkatan nilai siswa sebagai berikut;
1. Pada kegiatan sebelum perbaikan, terdapat 10 siswa atau 41,67% jumlah siswa yang mencapai ketuntasan.
2. Pada siklus I, siswa yang mendapat nilai lebih dari 70 ada 16 anak, atau 66,67% jumlah siswa yang mencapai ketuntasan.
3. Pada siklus II, siswa yang mencapai ketuntasan meningkat menjadi 23 siswa atau 95,84%.




B. Deskripsi Temuan dan Refleksi
Dalam perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia, penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran sangat meningkat. Hal ini diketahui dari nilai siswa dan rata-rata kelas yang meningkat. Dari 24 jumlah siswa , sebelum diadakan perbaikan terdapat 14 anak yang mendapat nilai 70 ke atas, 6 siswa mendapat nilai 70, 6 siswa mendapat nilai 80.Sesudah diadakan perbaikan siklus I, terdapat 8 siswa yang mendapat nilai 60, 6 siswa mendapat nilai 80, 10 siswa mendapat nilai 80. Pada perbaikan siklus II hanya ada 1 anak yang mendapat nilai 60, 9 anak mendapat nilai 70,10 siswa mendapat nilai 80, dan lainnya berhasil mendapat nilai 90.
Rata-rata kelas juga meningkat, dari 67 menjadi 71 dan akhirnya sesudah diadakan perbaikan siklus II naik menjadi 77.
Dari hasil pengamatan supervisor dan teman sejawat, peningkatan penguasaan siswa mengalami kemajuan, dengan ketuntasan di atas 75%, meskipun ada juga siswa yang masih mendapatkan nilai yang rendah.
C. Pembahasan
Dari hasil pengamatan dalam perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan sudah mengalami peningkatan dan kemajuan, terbukti dengan jumlah siswa yang menguasai materi ternyata lebih dari 75%. Perbaikan yang terjadi adalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang bervariasi.
2. Siswa selalu dilibatkan secara aktif.
3. Siswa lebih berani dalam bertanya dan menyampaikan pendapat maupun gagasan.







BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Mengacu pada hasil perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi, akan meningkatkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar.
2. Dengan bermain peran, siswa akan lebih mudah dalam memahami materi sehingga hasil belajar siswa meningkat sebagai berikut:
a. Pada kegiatan sebelum perbaikan, terdapat:
a. 14 siswa yang mendapat nilai 60 atau 58,33%
b. 4 siswa yang mendapat nilai 70 atau 16,67%
c. 6 siswa yang mendapat nilai 80 atau 25%
b. Sesudah diadakan perbaikan (siklus I), terdapat:
a. 8 siswa yang mendapat nilai 60 atau 33,33%
b. 6 siswa yang mendapat nilai 70 atau 25%
c. 10 siswa yang mendapat nilai 80 atau 41,67%
c. Sesudah diadakan perbaikan (siklus II), terdapat:
a. 1 siswa yang mendapat nilai 60 atau 4,16%
b. 9 siswa yang mendapat nilai 70 atau 37,5%
c. 10 siswa yang mendapat nilai 80 atau 41,67%
d. 4 siswa yang mendapat nilai 90 atau 16,67%
3. Dengan pengalaman langsung, maka pengertian dan wawasan siswa akan meningkat
B. Saran
Berpijak dari kesimpulan diatas, ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam meningkatkan pembelajaran siswa, diantaranya adalah:
1. Guru menjelaskan materi dengan bahasa yang mudah dipahami siswa.
2. Guru menggunakan model pembelajaran yang bervariasi, agar siswa tidak bosan.
3. Guru menggunakan model pembelajaran yang relevan dengan pokok pembahasan.
4. Guru lebih memberikan kesempatan bagi siswa untuk aktif dalam pembelajaran.


DAFTAR PUSTAKA

BSNP. 2006. Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: BSNP
Chaer, Abdul.1995.Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
Herrhyyanto, Nar. 2007. Statistika Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka.
Wardani, IGAK dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.
Wiriaatmadja, Rochiati 2006. Metode Penelitian Tndakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.













Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif dan Teknik Aplikasinya

Pendekatan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Apa Yang Harus Anda Persiapkan untuk Dapat Memenuhi Seluruh Kebutuhan Pembelajaran Peserta Didik di Kelas Anda Tanpa Terkecuali?