KONEKSI ANTAR MATERI – KESIMPULAN DAN REFLEKSI MODUL 1.1 PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA

 

KONEKSI ANTAR MATERI – KESIMPULAN DAN REFLEKSI MODUL 1.1

PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA

 

Oleh: Jumrida Husni, S.Pd

CGP Angkatan 9 SD Negeri 18 Payakumbuh

 

Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh pendidikan terkemuka di Indonesia. Pemikiran-pemikirannya memiliki dampak yang signifikan dalam perkembangan pendidikan di Indonesia. Ki Hajar Dewantara terkenal dengan  trilogy pendidikannya yang dijadikan trilogi pendidikan Indonesia, yaitu:  Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani. Pendidikan merupakan kunci dari peradaban manusia. Pendidikan adalah tempat untuk menumbuhkembangkan kebudayaan yang ada dalam masyarakat.

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan diartikan sebagai ‘tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak’. Maksud Pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. (Dasar-dasar Pendidikan  Modul 1.1-Hal 1)

Sebaiknya Pendidikan disesuaikan dengan kodrat yang dimiliki oleh anak antara lain: kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam diartikan bahwa pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi alam dan kultur budaya dari tempat/alam dimana anak itu  berada. Anak yang berada di daerah pantai akan berbeda kultur budayanya dengan anak yang berada di daerah pertanian atau pegunungan, sehinggap proses pendidikannya juga berbeda. Kodrat zaman merupakan keadaan zaman dimana anak tersebut tumbuh dan berkembang. Pada saat ini kita berada di abad 21 dan revolusi industri 5.0 dimana penggunaan teknologi telah dimanfaatkan secara lebih dominan sehingga pembelajaranpun harus dapat merangsang anak agar memiliki kemampuan kompetensi abad 21 yaitu berpikir kritis, berpikir kreatif, pemecahan masalah, komunikasi efektif, dan kolaborasi.

Pendidikan yang menuntun adalah pendidikan yang memfasilitasi dan melayani setiap anak sehingga dapat diharapkan mampu menebalkan budi pekerti yang baik dari setiap anak. “Perlu diketahui bahwa budi berarti pikiran, perasaan-kemauan, sedangkan pekerti artinya ‘tenaga’. Jadi budi pekerti merupakan sifat jiwa manusia, mulai angan-angan hingga menjelma sebagai tenaga” (Dasar-dasar Pendidikan  Modul 1.1-Hal 6)

1.      Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda  mempelajari modul 1.1?

Sebelum mempelajari modul 1.1 ini dalam pembelajaran saya sering marah-marah jika ada anak yang tidak fokus belajar, bermalas-malasan saat belajar dan tidak memahami apa yang saya jelaskan. Saya memberikan pembelajaran dimana guru cukup dominan dimana penjelasan/ceramah lebih banyak diberikan, yaitu sekitar 65%, sedangkan pemberian tugas masih berdasarkan bahan ajar dan LKS yang telah saya buatkan. Saya masih mempercayai bahwa anak, harus diberikan aturan yang ketat yang harus mereka laksanakan dengan sungguh-sungguh, termasuk waktu pengumpulan tugas.

 

2.      Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini? 

Setelah saya mempelajari modul 1.1 tentang filosofi pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara, pemikiran saya tentang pendidikan menjadi berubah, bahwa pendidikan adalah proses menuntun (memfasilitasi, melayani) anak didik dengan sabar dan ikhlas karena setiap anak berbeda-beda dan membuat pembelajaran yang menyenangkan dan pendidikan yang berpihak (menghamba) pada anak. Dalam menuntun saya akan menggunakan trilogi pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan memberi teladan), Ing Ngarso Mangun Karso (di tengah membangun  keinginan/motivasi/semangat)  dan Tut Wuri Handayani (di belakang mendorong).

Pendidikan diibaratkan sebagai lahan pertanian, petani diibaratkan sebagai pendidik, dan benih tanaman sebagai muridnya, dimana agar benih itu dapat tumbuh dengan baik, petani harus merawat tanaman itu dengan baik, dengan cara menyiramnya, memberi pupuk dan mengatur cahaya matahari. Diibaratkan benih tanaman yang ditanam adalah benih padi, maka yang dipanen petani adalah padi, tidak mungkin dapat merubah hasil tanaman menjadi jagung atau tanaman lainnya. Begitu juga halnya pendidikan, hidup tumbuhnya anak terletak di luar kecakapan atau kehendak kita, sehingga mereka hidup dan tumbuh sesuai dengan kodratnya sendiri. Kita pendidik hanya mampu menuntun tumbuh kekuatan-kekuatan kodrat itu, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya itu. Pendidik itu menuntun dan harus mampu mengembangkan minat dan bakat murid sesuai kodrat anak.

Sebagai pendidik saya juga harus berusaha mengembangkan minat dan bakat murid sesuai kodrat anak, yaitu kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam merupakan lingkungan dimana anak berada. Dalam proses pembelajaran, pendidik harus memperhatikan lingkungan dimana tempat tinggal anak dan menyesuaika, adat dan budaya lokal. Sedangkan kodrat zaman pendidikan menekankan kemampuan anak sesuai dengan perkembangan zaman. Pendidik juga harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga dapat menuntun murid sesuai dengan kodrat zaman, dengan tetap memperhatikan adat budaya yang berlaku di masyarakat. Untuk pendidikan saat ini pendidik harus menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki keterampilan abad 21.

Peran keluarga juga sangat penting dalam menumbuhkembangkan motivasi dan kreativitas murid. Karena keluarga merupakan tempat utama melatih pendidikan sosial dan karakter seorang anak. Keluarga merupakan ruang lingkup terkecil di dalam bermasyarakat. Budi pekerti adalah keselarasan hidup di dalam tumbuh kembangnya antara cipta, rasa, karsa dan karya. Budi pekerti melatih anak untuk memiliki kesadaran diri yang utuh untuk menjadi dirinya sendiri (memerdekakan) diri dan kemerdekaan orang lain. Melalui pendidikan kita semua berharap murid-murid kita tumbuh menjadi sebaik-baik manusia yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta berbudi pekerti yang luhur.

3.      Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?

Pertama saya harus menyadari bahwa setiap anak memiliki keunikan masing-masing. saya harus memberikan kebebasan kepada murid untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat dan minatnya masin-masing.

Kedua saya mencoba menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, dengan mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih baik lagi agar dapat meningkatkan motivasi belajar anak. Dengan memberikan permainan-permainan sesuai dengan materi pelajaran.

Ketiga, saya berupaya untuk melakukan pembelajaran yang berpusat pada murid, dengan memberikan ruang kepada murid untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, memberikan kesempatan kepada mereka untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Saya sebagai pendidik hanya sebagai fasilitator yang membimbing dan mengarahkan mereka.

Keempat, saya mencoba pembelajaran yang saya lakukan tidak hanya terfokus kepada penyampaian materi ilmu pengetahuan saja, tetapi juga perlu penanaman sikap dan budi pekerti. Dengan memasukkan nilai-nilai agama dan kebudayaan dalam proses belajar mengajar.

Terakhir, saya berharap dapat memaknai semboyan Ki hajar Dewantara, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani. Dari depan saya bisa memberikan teladan, ditengah bisa menggugah semangat dan dari belakang bisa memberikan motivasi dan dorongan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif dan Teknik Aplikasinya

Pendekatan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Apa Yang Harus Anda Persiapkan untuk Dapat Memenuhi Seluruh Kebutuhan Pembelajaran Peserta Didik di Kelas Anda Tanpa Terkecuali?