Rasa Malas dalam Psikologi
Rasa Malas merupakan penyakit jiwa yang dimiliki, dialami, dan dirasakan oleh manusia. Rasa malas dapat menyerap bahkan menghilangkan kekuatan dan energi seseorang tanpa memberikan umpan balik yang positif bagi manusia sehingga dapat mengakibatkan banyak sekali kerugian dan penyia-nyiaan. Rasa Malas dapat ditampilkan/ diperlihatkan pada sifat atau keadaan seseorang yang kurang memiliki kemauan atau keinginan untuk melakukan sesuatu, terutama yang membutuhkan usaha, energi, atau perhatian. Seseorang yang malas cenderung menghindari aktivitas yang memerlukan kerja keras, kemampuan berfikir tingkat tinggi, dan/atau kedisiplinan, dan lebih memilih untuk bersantai atau tidak melakukan apa-apa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, malas memiliki
arti tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu. Sehingga orang yang memiliki
rasa malas akan memilih untuk tidak melakukan usaha atau tidak mengerjakan apa
pun.
Rasa malas dalam psikologi dapat dikelompokan ke dalam
perilaku apatis atau behavioral apathy. Perilaku apatis adalah sikap tidak
peduli atau tidak tanggap terhadap aspek emosional, sosial, dan kehidupan fisik
manusia. Jika perilaku malas ini diteruskan, tentunya dapat menyebabkan
penyakit mental hingga depresi. Sehingga rasa malas adalah perilaku yang dapat
merugikan kehidupan seseorang.
Dalam Agama Malas merupakan suatu perasaan di mana seseorang
akan enggan melakukan sesuatu atau tidak adanya keingingan untuk mengerjakan
hal tersebut. kata malas dan yang seasal dengan kata tersebut disebutkan dalam
al-Qur’an sebanyak dua kali, Pengungkapan kata malas hanya menggunakan satu
term, yaitu kusalaa.
Secara umum, malas bisa diartikan sebagai kebiasaan atau
sikap yang menunda-nunda pekerjaan atau tugas yang seharusnya dikerjakan, dan
lebih memilih untuk menghindar atau mengulur waktu. Malas juga bisa disebabkan
oleh berbagai faktor, seperti kurangnya motivasi, kelelahan fisik atau mental,
atau rasa ketidakberdayaan terhadap tugas yang harus diselesaikan. Rasa Malas
merupakan kondisi kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor psikologis,
biologis, dan lingkungan.
Namun, penting untuk dicatat bahwa ada perbedaan antara
malas dan kelelahan atau kebutuhan untuk istirahat. Orang yang merasa lelah
fisik atau mental tidak bisa dianggap malas, melainkan mungkin sedang
membutuhkan pemulihan.
Penyebab timbulnya rasa malas
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi
malas, antara lain:
- Faktor psikologis: Kelelahan secara emosional, rasa depresi, kecemasan, takut gagal, takut mendapatkan kritikan, perasaan rendah diri, pencapaian tidak sesuai dengan ekspektasi, dan/serta gangguan mood lainnya yang dapat menyebabkan seseorang merasa tidak berdaya dan kehilangan motivasi.
- Faktor fisik: Masalah kesehatan seperti kelelahan kronis, gangguan alat gerak, dan/atau gangguan tidur dapat mempengaruhi tingkat energi dan motivasi seseorang.
- Faktor lingkungan: Lingkungan kerja atau rumah yang tidak mendukung, kurangnya dukungan sosial, dan tekanan yang berlebihan juga dapat memicu kemalasan.
- Faktor kebiasaan: Kebiasaan menunda-nunda dan menghindari tugas dapat menjadi siklus yang sulit diputus.
Cara Mengatasi Kemalasan
Jika Anda merasa bahwa kemalasan sedang mengganggu kehidupan
Anda, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengatasinya:
- Tetapkan tujuan yang realistis: Mulailah dengan tujuan kecil dan mudah dicapai untuk membangun momentum.
- Buat jadwal: Buat jadwal yang teratur dan tetapkan waktu khusus untuk menyelesaikan tugas.
- Berikan penghargaan pada diri sendiri: Berikan hadiah kecil pada diri sendiri setelah menyelesaikan tugas untuk meningkatkan motivasi.
- Cari dukungan: Berbicaralah dengan teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental untuk mendapatkan dukungan.
- Ubah gaya hidup: Perhatikan pola tidur, pola makan, dan tingkat aktivitas fisik Anda.
- Cari hobi: Memiliki hobi dapat membantu Anda merasa lebih bahagia dan termotivasi.
Penting untuk diingat bahwa mengatasi kemalasan membutuhkan
waktu dan kesabaran. Jika Anda merasa kesulitan untuk mengatasi masalah ini
sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.
Orang yang dianggap pemalas dalam perspektif psikologi
sering kali menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat dilihat dalam pola pikir,
perilaku, dan kebiasaan mereka. Beberapa ciri-ciri orang pemalas menurut
psikologi antara lain:
- Kurang Motivasi: Orang pemalas cenderung tidak memiliki dorongan atau motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan. Mereka mungkin merasa tidak tertarik atau tidak peduli dengan pencapaian atau hasil dari suatu usaha. Motivasi yang rendah ini bisa disebabkan oleh perasaan cemas, rendah diri, atau bahkan ketidakmampuan untuk melihat makna dalam suatu tugas.
- Prokrastinasi (Menunda-nunda): Salah satu ciri utama orang pemalas adalah kebiasaan menunda-nunda tugas atau pekerjaan. Mereka sering kali mencari alasan untuk menghindari atau menunda pekerjaan meskipun tahu bahwa tugas tersebut harus segera diselesaikan.
- Rasa Takut atau Cemas yang Berlebihan: Kadang-kadang, rasa takut atau kecemasan yang berlebihan terhadap kegagalan dapat menghalangi seseorang untuk bertindak. Orang yang pemalas mungkin merasa sangat khawatir dengan hasil atau konsekuensi dari usaha mereka, sehingga mereka memilih untuk tidak melakukan apa-apa.
- Kebiasaan Menghindar dari Tantangan: Orang pemalas sering kali menghindari situasi yang membutuhkan usaha ekstra atau tantangan. Mereka lebih suka mengambil jalan yang mudah atau menghindari tugas yang sulit atau memerlukan keterampilan tertentu.
- Cenderung Menyalahkan Faktor Eksternal: Orang pemalas cenderung menyalahkan keadaan atau orang lain atas ketidakmampuan mereka untuk menyelesaikan tugas. Mereka mungkin mengatakan bahwa tugas terlalu sulit, waktu tidak cukup, atau mereka tidak diberi cukup dukungan.
- Rendahnya Tanggung Jawab: Orang yang pemalas sering kali kurang bertanggung jawab dalam menjalankan tugas-tugas mereka. Mereka mungkin tidak merasa perlu untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik atau tidak merasa bersalah jika mereka mengabaikan tugas tersebut.
- Pola Pikir “Fixed Mindset”: Seseorang dengan pola pikir tetap (fixed mindset) cenderung merasa bahwa kemampuan mereka tidak dapat berkembang. Mereka merasa bahwa jika mereka tidak ahli dalam suatu tugas atau tidak mendapatkan hasil instan, maka mereka akan menyerah dan tidak berusaha lebih keras.
- Keterlibatan yang Rendah dalam Aktivitas Sosial atau Pekerjaan: Orang pemalas mungkin juga menunjukkan sedikit keterlibatan dalam aktivitas sosial atau pekerjaan. Mereka cenderung menghindari partisipasi aktif dalam berbagai situasi yang memerlukan usaha atau kontribusi.
- Kehilangan Rasa Kepuasan dalam Berprestasi: Orang yang pemalas mungkin tidak merasakan kepuasan atau kebanggaan ketika menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan. Hal ini bisa disebabkan oleh rasa ketidakmampuan untuk menikmati proses atau hasil dari kerja keras.
- Penyebab Psikologis Lainnya: Pemalas juga bisa dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti depresi, gangguan kecemasan, atau stres berlebihan, yang dapat menurunkan energi dan minat mereka untuk melakukan aktivitas atau bekerja keras.
Namun, perlu diingat bahwa tidak semua orang yang
menunda-nunda atau merasa tidak termotivasi dapat dikategorikan sebagai
pemalas. Prokrastinasi, misalnya, bisa disebabkan oleh banyak faktor, termasuk
gangguan perhatian, kecemasan, atau kelelahan mental. Oleh karena itu, penting
untuk memahami konteks yang lebih besar dari perilaku tersebut.
Komentar
Posting Komentar